Selasa, 25 Juni 2013

Sharing About Softlens


Hi, Guys! I’m back :D
Berhubung kemarin baru aja beli softlens, kali ini aku mau sharing tentang softlens.
Check this out!

Maaf ya nggak bisa kasih lihat softlensnya di mata aku karena yang tersisa cuma kardus dan lens casenya aja hehe

Pertamakali aku pake softlens itu sewaktu kelas 1 SMA. Dulu aku cuma pengen coba-coba aja, soalnya banyak kakak kelas yang pake dan kelihatan keren gitu. So, ditemani sahabat (Fransisca Noel), meluncurlah aku ke salah satu optik di Klaten, rekomendasi temen ibuk (Optik Paris, belakang Plasa Klaten a.k.a Matahari Dept. Store). Sampai di sana aku bingung mau beli softlens yang seperti apa. Yaudah, dengan polos dan jujur aku bilang ke mbaknya kalo ini pertamakalinya aku pake softlens. Karena mataku normal alias nggak minus atau silinder, mbaknya merekomendasikan softlens bercorak yang lagi happening. Finally, aku beli yang warna item ada bintang-bintangnya kecil warna biru. Dari jauh sih bintangnya nggak kelihatan, tapi kalo dari dekat, unyu banget kata temen-temen. Aku lupa itu merk apa, berhubung langsung aku pake di optik, kardusnya nggak aku bawa pulang. Tapi baru - baru ini aku cari tau di internet dan ternyata itu softlens merknya i-Max dari Oxifive (Omega). Untuk harganya yaitu 150 ribu plus cairan softlens.


Nah, kayak begini nih penampakannya. Imut khann?? Untung diinternet ada gambarnya, jadi bisa kasih liat ke kalian :))

Softlens keduaku adalah Eyeslook warna abu-abu. Yang ini aku beli gara-gara pengen punya temen (Galuh Septiana). Dia beli di Optik Pranoto (Plasa Klaten bagian samping, dekat parkir mobil) seharga 75 ribu belom plus cairan. "Murah banget!!", pikirku dulu. Yaudah deh, berhubung softlens ku udah expired, aku langsung capcus ke Optik Pranoto untuk beli itu softlens. Ternyata eh ternyata… MENGECEWAKAN! Satu dua jam pertama pake sih fine-fine aja, tapi 4 jam kemudian mataku rasanya capek, pedes, kering. Memasuki 5 jam mataku udah merah iritasi gitu. Alhasil, 2 minggu pemakaian langsung aku buang. Setelah aku selidiki, yang bikin softlens itu nggak bersahabat di mataku adalah kandungan airnya cuma 40%. Aku baca di internet, katanya semakin tinggi kandungan/kadar air di softlens, semakin nyaman di mata. Yaudahlah… nggak perlu disesali, toh dengan pengalaman mengecewakan itu aku jadi lebih mudeng soal softlens.


Gambar nyomot dari internet lagi hehehe. Sebenarnya Eyeslook ini bagus warnanya, sayang kadar airnya sedikit :((

Sempat dibuat bete abis sama softlens, nggak membuat aku berhenti untuk memakai mereka. Karena masih pengen pake softlens warna abu-abu, aku beli O2 Brilliant Soft Contact Lenses di Optik Pranoto. Kandungan airnya 60%, harga 150 ribu plus cairan. Rasanya nyaman kek pake softlens yang pertama dulu. Tapi walaupun nyaman, aku jarang pake ke sekolah. Selain karena tergesa-gesa tiap paginya yang membuat nggak sempet pake softlens, aku agak nggak PD ternyata pake softlens warna grey soalnya tiap ada orang yang ngomong sama aku dia selalu menatap mataku yang kek bule itu. Nggak kuat dengan eye contact sayaaa~


Agak mirip dengan Eyeslook, tapi untuk warna grey sama brown nya aku lebih prefer ke Brilliant ini.

Setelah setahun aku vakum pake softlens, akhir kuliah semester 1 aku pengen beli lagi yang memberikan efek pupil lebih besar dan hitam natural (pengen kek artis korea ceritanya hehehe). Setelah searching di google, didapatlah rekomendasi X2 Babyeyes. Oke deh, langsung cuss ke Optik Pranoto (yang secara nggak sengaja udah jadi optik langganan tiap kali beli softlens), tapi ternyata sampai sana X2 Babyeyes nya kosong. Putus asa dan hampir pulang dengan tangan kosong sebelum mbaknya bilang kalo ada merk lain yang memberikan efek kek X2 Babyeyes. Didapatlah Idol Contact Lens keluaran O2 warna hitam kecoklatan. Yang paling buat aku speechless terplongoh-plongoh adalah harganya yang super duper murah. 60 ribu untuk sepasang softlens plus cairannya, dengan kandungan air 60% itu sangatlah WAW! AMAZING! Setelah dipake, sukak!!! 


Kayaknya sih softlens Idol ini cuma tersedia plano (normal) aja deh. Makanya harganya murah. tapi coba kalian cross check lagi barangkali dugaanku salah.
And taraaaa~ seperti inilah look nya di mata aku :)) Masih kurus ya akunya :')

Dan softlens yang baru aja aku beli di Optik Pranoto adalah Miss Celebrity keluaran O(emang O2 itu worth it banget deh buat mata sensitif kayak aku. Jadi rekomendasi softlens dengan kadar air tinggi pokoknya). Menurutku, softlens ini sama kek yang Idol, kandungan airnya sama-sama 60%, bedanya warna Miss Celebrity ini hitam pekat (kalo Idol kan agak kecoklatan). Harganya juga beda. 75 ribu belom termasuk cairan. Ya karena pengen coba yang baru aja aku pilih ini. Setelah dipake, lebih greget ketimbang yang Idol ternyata, efek baby eyes nya dapet banget. Semoga tetep nyaman dipake sampai 6 bulan kedepan yaa dan semoga sering aku pake ke kampus dan kemanapun aku pergi main karena yang Idol kemaren lumayan jarang ku pake gara - gara males (pas itu aku lagi seneng - senengnya pake eyeliner sama mascara, jadi takut iritasi gitu).


Kayaknya setelah ini aku pengen nyobain yang brown deh, kayaknya lucu.
Kelihatan nggak perbedaannya sama yang Idol?? Mmm...bukan pipiku yang jerawatan dan tambah chubby lho yaa, softlens nya maksudku -_-

Well, I think that’s all my experience about softlens. Hope you guys like this post. See you in the next post  :*

Rabu, 22 Mei 2013

My Beloved Nail


Hai Cantikers!
Akhirnya, setelah lama bertapa di goa antah brantah, aku kembali ke dunia perblogeran ini :D *pura-pura bahagia dong, please*
Well, kali ini aku mau sharing tentang kuku dan bagaimana styleku mempercantik mereka.
Ok, langsung ajaa …
Kalo ditanya bagian tubuh mana yang paling aku sukai, jawabanku adalah kuku dan rambut. Alasannya adalah karena aku bisa berkreasi secara bebas dengan mereka. Aku bisa mewarnainya, memberinya aksesoris, memotongnya, atau membiarkannya panjang sesuka hatiku. Dan yang paling keren adalah mereka tidak pernah merasa tersakiti karena itu.
Ngomong-ngomong soal kuku, aku terkenal sering bergonta-ganti warna kutek setiap minggunya, kadang malah setiap hari *jangan ditiru karena (katanya) terlalu sering pake kutek nggak sehat untuk kesehatan kuku*. Setiap pergi ke mall atau toko aksesoris, aku tidak pernah lupa untuk membeli kutek walaupun itu hanya 1 warna. Alhasil aku sekarang punya banyak koleksi warna dirumah, ada merah, oranye, coklat, ungu, hitam, putih, bening, hijau daun, hijau tosqa, biru dongker, biru navy, biru telur asin, silver, dan masih beberapa  lagi (aku lupa).
Setelah fasih memoleskan kutek ke kuku-kuku ku *aduh, belibet amat bahasanya*, aku tertarik untuk belajar nail art. Ya… karena belum punya peralatan lengkapnya, aku cuma belajar yang basic-basic dulu aja, nggak yang terlalu detail. Ini nih beberapa contohnya:
Untuk contoh diatas, kamu cuma butuh kutek warna ungu tua, kutek bening, nail sticker, dan jangan lupa aseton.
Yang ini juga sama kek yang sebelumnya. Beda warna kutek sama nail sticker doang. Prosesnya sama, kutek warna- nail sticker- kutek bening- rapikan pake aseton. Selesai.
Nah, kalo yang ini cuma butuh kutek warna putih sebagai dasarnya, trus kutek warna merah sama ijo, dan jangan lupa aseton buat ngerapiin yang belepotan. Kamu bisa ganti warnanya sesuai keinginan sih, bisa pink-ungu, biru-kuning, atau apapun.
Ini nih style kutekan artis holywood yang lagi happening. Memberikan warna berbeda di jari manis (ring finger). Boleh juga memilih warna yang kontras lho semisal merah dan hijau.
Dan inilah merk kutek favoritku. POKARI. Murah, bermacam-macam warna, kualitas oke, dan tersedia dimana-mana (stroberi, rumah pernik,  cherry, my secret garden, dll).
Well, itulah sedikit info tentang dunia perkutekan dariku. semoga bermanfaat dan nggak norak. kapan-kapan kalo udah punya peralatan lengkap nail art aku update lagi deh buat kalian. promise ^^v

See you bye bye~



Rabu, 20 Februari 2013

My Daily Makeup Routine


Hai Cantikers! 
Kali ini aku mau sharing tentang ritual dandanku sebelum beraktivitas sehari-harinya. Check this out :D
                                           
Sebelum memilih produk skin care dan makeup, sebaiknya kita pastikan dulu termasuk dalam jenis apakah kulit kita. Kalau aku sih oily skin L
Well, kita mulai saja ritualnya :D

1.    Cleanser/Facial Wash
Aku biasanya mencuci muka dengan Clean&Clear Fairness Cleanser. Kandungan rice extractnya berguna untuk oil absorbing system sehingga dapat mengurangi minyak berlebih di wajah, sedangkan cherry extractnya dapat membantu mencerahkan wajah.
Sejauh ini sih cocok-cocok aja pake ini. Wajah jadi halus, keset, minyak hilang entah kemana. Tapi kandungan cherry extractnya keknya gak berfungsi deh -_- wajah nggak tambah cerah tuh.

O iya, kalo wajah kalian masih aja berminyak, nggak ngefek pake facial wash apapun, aku merekomendasikan Pure Skin Face Wash dari Oriflame. Itu face wash topcer banget dah buat wajah berminyak. Dulu waktu aku pake, minyak di wajah langsung ilang dan anti kilapnya tahan lama dibanding facial wash yang lain. Selain itu jerawat juga jadi mengering, noda bekas jerawatpun juga mengelupas secara alami. Sayang harganya 3X lipat dari facial wash pada umumnya. Jadi belinya kalo pas ada budget lebih aja ato pas lagi ada diskon. Hehe.

2.    Toner
Setelah wajah bersih, aku pake Pore Tightening Toner dari Wardah. Toner yang diperkaya dengan Aloe Vera (sebagai moisturizer), Zinc Gluconate & Witch Hazel Extract (mengurangi produksi minyak berlebih dan mengecilkan pori) ini cocok banget buat tipe kulit muka aku.
Pemakaian toner tidak hanya berguna untuk membersihkan sisa kotoran yang belum terangkat oleh facial wash, tapi juga untuk melembabkan dan menyegarkan wajah sehingga siap untuk pemakaian pelembab atau krim siang.
Sebenernya pengen sih coba Pure Skin Face Tonernya Oriflame. Face Washnya aja keren badai otomatis tonernya juga dong ya.


3.    Pelembab/Krim Siang
Tahap berikutnya adalah pemakaian pelembab/krim siang yang berfungsi untuk menutrisi dan melindungi wajah dari efek buruk lingkungan khususnya matahari. Aku pake Optimals Even OutTM Day Cream SPF 20 dari Oriflame. Alasan aku milih krim ini soalnya formula Even OutTM berkualitas tinggi mengurangi penampakan pigmentasi (menyamarkan bintik hitam) pada kulit dan melindunginya dari sinar matahari. Cocok banget buat wajahku yang banyak noda bekas jerawat. Sayangnya krim ini menyebabkan efek oily di wajah apalagi kalo udah siang hari dan cuacanya panas, beuhhh berasa jadi pengusaha minyak deh -_- tapi mau gimana lagi, krimnya masih banyak dan harganya mahal, sayang banget kalo nggak dihabisin. Hehe :3
Mungkin selanjutnya aku akan beli Optimal Matte TouchTM Day Gel-Cream dari Oriflame yang katanya dapat mengurangi kelebihan minyak pada kulit, menjadikan kulit tampak lebih segar, bebas kilap, dan menjaga kelembaban kulit. Juga mengandung SPF 10 untuk melindungi kulit dari sinar matahari.


4.    Concealer
Buat yang wajahnya mulus tanpa cela, concealer jadi barang nggak wajib sih. Tapi karena aku punya wajah yang lumayan banyak noda hitamnya, jadi concealer itu wajib digunakan setelah krim siang. Aku pake Pure Skin Hide&Treat dari Oriflame. Sebenernya ini bukan concealer, tapi karena tekstur dan warnanya bisa nutupin noda di wajah, ya apa salahnya dijadiin ganti concealer :p
Krim ini juga topcer banget bikin jerawat cepat kering. Malem dipake, pagi jerawatnya udah wassalam. Haha :D
Tips memilih concealer: pilih warna concealer 1 tingkat lebih cerah dari warna kulit.


5.    Bedak
Bedak adalah barang paling penting, wajib dimiliki, dan wajib dibawa kemanapun untuk touch up. Aku nggak akan nolak semua jenis bedak, dari bedak padat, bedak tabur, two way cake, bedak jerawat, sampai bedak bayipun tidak akan ku tolak saat wajahku yang berminyak membutuhkan touch up.
Tapi untuk keseharian aku lebih suka pake bedak tabur, Face On Face Nourishing Loose Powder yang bersahabat sama kulit berminyak. Walaupun sebenernya aku juga suka pake bedak padatnya Garnier.
Tips memilih bedak: pilih yang shade warnanya sama atau setidaknya mendekati warna kulit.
O iya, sebelum pake bedak boleh juga kok pake foundation. Kalo aku sih pakenya cuma kalo mau ke kondangan ato acara-acara yang mengharuskan aku dandan menor aja. Hehe.


6.    Eyeliner
Kalo benda yang satu ini aku pake tergantung mood. Kalo lagi pengen menonjolkan keindahan mataku dan lagi punya banyak waktu tentunya (aku masih lemot apply eyelinernya), aku bakal pake eyeliner ke kampus, tapi seringnya enggak sih, abisnya ribet. Walopun pake Oriflame Beauty Eye Liner Stylo (ujungnya kek ujung spidol, recommended buat newbie), tetep aja masih ribet apply nya. Tapi emang setelah pake itu, aku akui deh mataku berkali lipat lebih mempesona. Ini ciyuss lohh. ^^v


7.    Mascara
Make up wajib pake ketiga setelah bedak dan lip balm adalah mascara, alasannya adalah karena aku suka bulu mata yang tebal dan lentik. Nggak mungkin kan kalau aku pake bulu mata anti badainya syahrini tiap hari? -_- jadi untuk memenuhi hasratku itu, aku pake Very Me Fat Lash Mascara dari Oriflame yang sukses buat bulu mataku jadi lentik dan agak tebal. Selain waterproof, teksturnya nggak menggumpal di bulu mata saat dipake.


8.    Lip balm
Untuk memperbaiki kondisi bibirku yang kering dan berwarna hitam (bibir atas), aku selalu memakai pelembab bibir minimal 1X sehari dan sebelum menggunakan lipstick/lipgloss. Aku pake Tender Care dari Oriflame. Krim dengan formula khusus yaitu beewax dan minyak sayur cocok untuk bibir yang kering, kasar, dan bermasalah. It’s work :D


9.    Lipstick/Lipgloss
Biar tambah kece dan awesome, aku selalu pake Very Me Liptastic dari Oriflame warna Pink Kiss. Warnanya natural, cute, dan tahan lama.


FINISH :D dan sekarang siap beraktivitas dengan wajah cantik polesan alami.

Untuk decorative kek Eyeshadow dan Blush On aku belom punya karena belom siap pake untuk aktivitas sehari-hari. Hey, aku nggak mau dikira mbak-mbak semester 7 ya, plisss -_-

Semoga postinganku ini bermanfaat.
Maafkeun jika ada kekeliruan dalam menjelaskan karena saya masih newbie di dunia poles wajah ini ^^v
See you in the next post, Cantikers!

Kamis, 31 Januari 2013

Aku punya talenta?


Hai guys,
Mmm….kamu pernah ngerasa nggak kalau kamu itu manusia yang nggak berguna? Manusia yang diciptakan tanpa talenta? Manusia yang belum becus berkarya?
Well, aku sering. Dan sekarang aku juga lagi ngerasa kek gitu. Krisis jati diri. Sampai sekarang aku masih bingung bakat aku apa. Dulu waktu TK aku mulai belajar tari-tari tradisional, tari-tari daerah, aku suka dan aku pikir mungkin itu bakat aku. Tapi menginjak SD kelas 5, aku mulai jarang pergi latihan dan pada akhirnya benar-benar STOP.  Sebenernya sampai sekarang aku masih suka sama seni tari. Aku masih pingin suatu saat nanti kembali menari di panggung. Tapi aku rasa udah bukan passion aku di situ. Banyak orang yang bakat narinya lebih gede ketimbang aku.  Setelah itu aku mulai menemukan hobi baru  yaitu membaca cerita fiksi. Mulai dari komik, cerpen, dan novel. Dari hobi baca itulah aku mulai belajar menulis. Menuliskan khayalan-khayalan konyolku. Sangat seru dan aku pikir aku bakal serius disini. Tapi itu juga berhenti di tengah jalan pada akhirnya. Saat aku kehabisan ide untuk menulis suatu cerita, aku mulai menyerah. Sebelumnya aku juga sempat buat beberapa gambar anime, sempat hasilnya aku tempel di dinding kamar, tapi sekarang juga udah STOP gambar animenya.
Patrick aja bisa dapet award kenapa aku enggak?
Kata temen-temenku sebenernya aku ini multitalented, soalnya aku bisa nari, nulis cerita, nulis puisi, sedikit bisa gambar, dan bla bla bla. Tapi, modal ‘BISA’ aja semua orang juga punya kan? Banyak kok yang BISA nari, BISA nulis cerita, BISA gambar kartun, tapi cuma beberapa aja yang jadi PEnari, PEnulis, PElukis. Dan aku pinginnya punya awalan PE- itu. Rasanya kalo belum dapet awalan itu, kita belum cukup untuk disebut talented gitu.
Aku juga sering ngiri sama temen-temen kuliahku. Dari awal masuk kuliah, mereka udah tau bakat mereka dan punya passion disana. Ada yang udah jadi penyiar radio, ada yang udah aktif nge-blog, ada yang udah jadi fotografer, ada yang supel berbisnis juga. Sedangkan aku? Aku nggak punya background kuat untuk membuatku menjadi ‘seorang’ disana.
Kalo aku ngeluh sama ibuk, beliau pasti malah bilang gini, “makanya, kalo punya niat itu ya diseriusin, jangan setengah-setengah. Belum ada hasilnya kok udah nyerah trus ganti, mau jadi ahli darimana kalo caranya gitu terus.” Bener banget L Trus aku harus gimana dong? kalo mau nyeriusin nari, sekarang udah telat. Tulang-tulangku udah terlanjur kaku. Belajar gambar juga udah telat. Malu dong karyanya disamain kek anak smp. Tapi kalo nulis, mmm….iya sih udah telat, tapi keknya masih bisa dikejar deh. Lagian aku pikir, hobi terhemat itu ya nulis. Selain modal imajinasi, kamu juga cuma butuh sebuah buku dan alat tulis atau komputer atau laptop aja, just it.
Well, guys…
Sebelum kamu terlambat kek aku, ada baiknya yang menjadi bakat atau hobimu itu kamu tekuni. Mungkin suatu saat nanti itu bisa jadi bekal karir kamu kan?
Wah, jadi inget isi Alkitab nih. Matius 25:14-30 yang intinya sesungguhnya Tuhan telah memberikan pada kita mutiara talenta yang begitu berharga, yang sesuai dengan kapasitas dan fungsi kita di dunia ini. Talenta yang telah Tuhan percayakan tersebut adalah suatu anugerah yang luar biasa bagi kita. Oleh karena itu haruslah kita bertanggung jawab untuk sungguh-sungguh menemukan, mengolah, dan menggunakan talenta tersebut semaksimal mungkin untuk kebaikan dan kebahagiaan banyak orang.
Selamat berusaha
Tetap semangat^^

Jumat, 18 Januari 2013

Katakan Dengan Isyarat


Hai hai ! :D
Kali ini aku mau share tentang sesuatu yang baru-baru ini menjadi hobi baru ku. Belajar bahasa isyarat. Ya, bahasa isyarat tunarungu dan tunawicara (kebetulan bahasa isyaratnya sama). Nggak tau kenapa aku tertarik sama bahasa isyarat. Dulu waktu liat videoclip nya Letto yang ‘Sebelum Cahaya’, aku tertarik sama percakapan kedua modelnya yang menggunakan bahasa isyarat. Videoclip nya menceritakan tentang seorang pria normal yang mempunyai pacar seorang wanita gagu atau tunawicara. Menyentuh banget pokoknya. Tapi kepinginan cuma jadi kepinginan aja waktu itu. Nggak ada niat buat seriusin belajar bahasa isyarat. Lalu beberapa bulan yang lalu aku kembali teringat pada kepinginan ku itu untuk belajar bahasa isyarat karena nonton film Taiwan ‘Hear Me’. Film itu menceritakan tentang sepasang kekasih yang keduanya tidak tuli dan tidak bisu, tapi menggunakan bahasa isyarat dalam berkomunikasi mulai saat berkenalan sampai pacaran. Kesalahpahaman diantara keduanya menjadikan bahasa isyarat sebagai sarana komunikasi mereka. Lucu dan sangat menyentuh sekali kisahnya. Dan seperti sebelumnya, kepinginan cuma jadi kepinginan aja. Aku bingung, mau belajar bahasa isyarat dari siapa coba? Jadi niat yang mulia itu kembali tak teralisasikan. Sampai kemarin malam aku nonton tayangan Hitam Putih di Trans7 yang bintang tamunya 2 orang tunarungu. Dan dari situlah aku berpikir darimana aku bisa belajar bahasa isyarat secara otodidak. Nah, langsung kepikiran buka YouTube. Aku cari tutorial bahasa isyarat tunarungu yang paling dasar dan aku download beberapa videonya. Bodoh sekali kenapa nggak dari dulu aku kepikiran cari di YouTube -_-

Menurutku seru aja gitu kalau kita bisa fasih bahasa isyarat. Kita bisa ngobrol dengan mereka (tunawicara & tunarungu) yang mungkin bisa mengajarkan sesuatu yang baru kepada kita. Menguasai bahasa isyarat juga mempunyai nilai plus tersendiri kususnya buat aku yang cita-citanya pengen jadi reporter. Kefasihanku menggunakan bahasa isyarat akan mempermudah dalam mewawancarai narasumber yang mungkin seorang tunawicara atau tunarungu. Selain itu aku juga punya angan-angan, suatu saat nanti aku akan melakukan kegiatan sosial dengan terjun langsung mengajar anak-anak tunawicara/tunarungu di daerah-daerah karena nggak semua tunarungu/tunawicara dapat berbahasa isyarat dikarenakan minimnya pendidikan. (mulia banget kan? Hehehe). Tapi aku serius lohh. ^^v

So, ada yang pengen belajar bahasa isyarat juga nggak setelah baca tulisan ini? aku harap sih ada J dengan begitu kita bersama-sama, memberikan peluang kepada mereka (tunawicara & tunarungu) untuk mengenal pribadi kita dan melebarkan jaringan pertemanan mereka tentunya. Secara tidak langsung kita juga belajar untuk tidak mendiskriminasi mereka.
Semoga menginspirasi J


isyarat tangan untuk abjad

isyarat tangan untuk angka



Kamis, 17 Januari 2013

Tulis sesukamu !


Menghasilkan tulisan yang sangat ‘sastra’ mungkin menjadi impianku dari dulu. Rangkaian kata-kata bermajas, menurutku akan lebih indah dibaca dan meninggalkan kesan mendalam bagi pembaca. Tapi pada kenyataannya sampai sekarang aku belum bisa mewujudkannya. Tidak mudah bagiku merangkai kata dan kalimat dengan puitis dalam setiap tulisanku. Ya, mungkin karena aku masih seorang pemula jadi masih terlalu dini untuk sampai ketahap itu. Lagipula aku juga kurang membiasakan diri membaca bacaan yang ‘sastra banget’. Jadi wajar kalau aku mendapat kesulitan mewujudkan impianku itu. Aku sempat merasa iri dan minder dengan teman-teman lain yang mampu memproduksi karya-karya dengan gaya bahasa bermajas yang begitu indah saat dibaca. Tapi bagaimanapun juga menulis tidak melulu harus menghasilkan sesuatu yang ‘sastra banget’. Lihat saja Raditya Dika, tanpa harus menjadi seorang yang puitis, dia mampu membuat terpukau para pembaca dengan kalimat-kalimat yang bahkan jauh dari ‘sastra’. Ini semua bukan soal ‘keindahan’ semata, tapi juga ‘maksud’ dan ‘makna’ nya. Raditya Dika sukses dalam hal itu karena ia sudah berhasil menyampaikan maksud tulisannya yaitu untuk membuat pembaca tertawa. Jadi, menurutku kita tidak seharusnya memaksakan kemampuan kita hanya untuk mendapat pengakuan dari orang lain. ‘Pembuktian’ tidak melulu lewat sesuatu yang dianggap orang lain ‘bernilai tinggi’ (dalam hal ini bernilai sastra). Itu akan percuma jika tidak berguna bagi orang lain bukan? Untuk itu, sekarang aku mulai menulis tanpa mempedulikan apakah tulisanku ‘sastra banget’ atau tidak. Aku menulis apa yang menjadi keinginanku, kebutuhanku, dan kesenanganku. Biarkan kemampuan ini mengalir dengan sendirinya, melewati tahap demi tahapnya dengan tanpa paksaan. Benar kata ibuku, “taruhlah hatimu disetiap pekerjaanmu, karena hasilnya akan lebih bermakna.” Jadi, apa yang kalian ragukan lagi? Menulislah sesuka kalian. Jangan khawatir dengan apa tanggapan dunia tentang tulisanmu. Karena jika kalian menuliskannya dengan hati, tulisan itu pasti mendapat tempat di hati pembacanya juga. J
Happy writing ^^